Android

Transistor ini meniru neuron dalam otak manusia

Menciptakan Manusia Super Cerdas dengan Rekayasa Bawah Sadar

Menciptakan Manusia Super Cerdas dengan Rekayasa Bawah Sadar

Daftar Isi:

Anonim

Kami sering menggunakan komputer untuk membantu kami dalam mengambil keputusan. Ingin tahu di mana tempat makan yang enak di daerah Anda? Lakukan pencarian cepat di ponsel Anda.

Ingin mencari beberapa informasi untuk kelas yang Anda ikuti? Pencarian cepat lainnya! Tapi bagaimana dengan perangkat kita yang membuat keputusan sendiri? Bagaimana dengan belajar dan beradaptasi dengan situasi yang berbeda?

Komputer tentu saja mampu membuat beberapa keputusan dan prediksi sebagaimana mestinya. Misalnya, jika Anda mencoba melakukan pencarian Google, Anda akan melihat bahwa Anda akan diberi saran untuk item yang Anda cari bahkan sebelum Anda selesai mengetik permintaan pencarian.

Selain itu, beberapa aplikasi email hari ini mampu menyortir pesan penting dari yang tidak begitu penting.

Sistem komputer mampu melakukan hal-hal luar biasa seperti mengalahkan pemain Go terbaik di dunia dengan bantuan kecerdasan buatan. Namun, masih ada beberapa cara untuk menjalankan fungsi seperti penalaran abstrak.

Saya kira cawan suci kecerdasan buatan adalah membangun sistem yang dapat meniru otak manusia.

Kebetulan peneliti dari Universitas Sains dan Teknologi Elektronik Cina dan Universitas Teknologi Nanyang di Singapura telah menciptakan 'transistor neuron' yang mensimulasikan perilaku neuron di otak manusia.

Perangkat semacam itu dapat membentuk fondasi perangkat yang pada akhirnya meniru fungsi otak manusia.

Neuron adalah jenis sel yang dapat ditemukan dalam sistem saraf tubuh manusia. Otak manusia mengandung beberapa miliar neuron. Neuron mengirimkan pesan dan pada dasarnya bertanggung jawab untuk mengendalikan fungsi tubuh manusia.

Tinjauan Transistor Neuron

Para peneliti membuat transistor dari bahan semikonduktor yang disebut molybdenum disulfide (MoS 2) yang mampu melakukan tugas penghitungan mirip dengan mengatur ulang manik-manik yang membentuk sempoa dua manik.

Neuron di otak mampu menerima sinyal dari neuron lain. Berdasarkan informasi yang terkandung dalam sinyal-sinyal itu, ia akan 'memutuskan' apakah akan 'menembak' atau tidak. Transistor neuron harus mampu meniru perilaku ini.

Para peneliti membuat transistor dari bahan semikonduktor yang disebut molybdenum disulfide (MoS 2). Ini mampu melakukan tugas penghitungan mirip dengan mengatur ulang manik-manik yang membentuk sempoa dua manik.

Meskipun ada perangkat serupa lainnya di masa lalu, kecepatan operasionalnya relatif rendah. Neuron dalam tubuh manusia terbakar pada kecepatan sekitar 5 kali per detik. Transistor neuron sebelumnya belum mampu melebihi kecepatan 0, 05 kali per detik.

Namun, perangkat dari para peneliti di Universitas Sains dan Teknologi Elektronik Cina dan Universitas Teknologi Nanyang dapat menembak dengan kecepatan mulai dari 0, 01 kali per detik hingga 15 kali per detik.

Di masa depan para peneliti berharap untuk memodifikasi perangkat sehingga dapat melakukan tugas yang lebih kompleks.

Pikiran terakhir

Perlu dicatat bahwa karya ini hanya menandai manifestasi dasar dari fungsi neuron. Dengan perbaikan itu dapat membentuk dasar-dasar sistem komputer yang mampu membuat keputusan yang kompleks dan beradaptasi dengan situasi yang berbeda.