Android

Larangan penerbangan laptop Trump berakhir: konfirmasi resmi

Dampak Isu Terorisme terhadap Industri Penerbangan - Liputan Ekonomi VOA

Dampak Isu Terorisme terhadap Industri Penerbangan - Liputan Ekonomi VOA
Anonim

Larangan laptop pada penerbangan yang dipesan oleh Presiden AS Trump pada bulan Maret 2017 telah dicabut sesuai dengan pernyataan resmi oleh David Lapan, juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri.

Larangan itu diberlakukan pada 10 bandara dan 9 maskapai penerbangan yang datang dari lokasi tertentu di Timur Tengah dan Afrika. Penumpang pada penerbangan ini tidak diizinkan membawa laptop dalam penerbangan karena alasan keamanan yang dikutip oleh administrasi Trump.

Keputusan ini menyebabkan banyak kontroversi dan kebingungan dan ditambahkan ke larangan serupa oleh Inggris pada penerbangan yang membawa laptop dari maskapai dan lokasi yang sama.

Dengan langkah-langkah keamanan ditingkatkan, semua pembatasan PED besar diumumkan pada bulan Maret untuk 10 bandara / 9 maskapai telah dicabut.

Sekarang, penumpang yang terbang ke Amerika Serikat dengan sembilan maskapai berikut yang terkena dampak larangan tersebut dapat membawa laptop mereka: Emirates, Etihad Airways, Qatar Airways, Turkish Airlines, Saudi Arabian Airlines, Kuwait Airways, Royal Jordanian, Royal Air Maroc dan Egyptair.

- David Lapan (@SpoxDHS) 19 Juli 2017

Menurut laporan sebelumnya, ada ancaman bom yang dikabarkan seputar teroris menggunakan perangkat elektronik untuk menanamkan bahan peledak yang dapat diledakkan dari jarak jauh atau dari dalam penerbangan.

Lebih Banyak di Berita: YouTube untuk Mengarahkan Pengguna Jauh Dari Konten Teroris

Tetapi karena tidak ada rincian tentang ancaman yang seharusnya dibagikan, larangan tersebut menghadapi banyak kritik dari warga AS serta mereka yang terkena dampak larangan tersebut.

Inggris masih memberlakukan larangan bagi penumpang yang membawa laptop di maskapai ini dan tidak memberi tahu kapan akan melepasnya.